KE.LI.LING ART: Merintis Pergerakan

“Seni sendiri merupakan sebuah proses yang panjang, yang akhirnya dapat direalisasikan dalam berbagai macam rupa.”

Berawal dari kegiatan Pro Archive, kegiatan membagikan baju gratis di Omah Jaman Now Surabaya, Danny Hartanto, mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen Petra angkatan 2017, merasa tergugah untuk membuat suatu pergerakan dalam bidang seni. Pergerakan ini berhasil tercipta pada 19 Januari 2019 dan dinamakan “Keliling”. “Keliling” merupakan sebuah organisasi yang bertujuan untuk menjadi wadah sosial bagi para penikmat seni. Di samping menjadi wadah sosial, “Keliling” sendiri berperan sebagai sarana rekreasi, edukasi, sosial, dan ekonomi. Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan oleh “Keliling” adalah membagikan buku ke sebuah panti asuhan. Buku tersebut merupakan kumpulan puisi yang diunggah di media sosial oleh “Keliling”. Melalui kegiatan tersebut, “Keliling” ingin menyampaikan pesan bahwa berbagi juga dapat dilakukan melalui karya yang kita buat sendiri.
Merintis Keliling tidaklah mudah bagi Danny. Banyak permasalahan yang terjadi, mulai dari orang tua yang menentang hingga dana yang terus dikeluarkan. Namun berkat usaha tekun Danny dalam menjadikan Keliling sarana berkembangnya kreativitas semua orang yang terlibat, orang-orang yang semula menentang pergerakan ini mulai memberikan dukungan.
Keliling sendiri sering mengadakan kegiatan satu bulan sekali. Baru-baru ini, tepatnya tanggal 11 Januari 2020, Keliling mengadakan suatu kegiatan tur pameran di Co'Lab Café dan C2O. Semua orang yang tertarik dapat mengikuti tur ini dengan mendaftar melalui akun Instagram Keliling tanpa dipungut biaya. Perhentian pertama tur ini adalah C2O yang berada di Jalan Doktor Cipto No.22 Surabaya. Perpustakaan swadaya dan tempat kerja bersama yang berdiri sejak tahun 2008 ini menjadi lokasi pameran “Symbol Youth Art Exhibition” yang memamerkan karya mahasiswa dan alumni seni rupa dari Universitas Negeri Surabaya. Salah satu karya yang dipamerkan adalah boneka mekanikal karya Aizi yang terinspirasi dari pos satpam di kampungnya yang kosong. Boneka tersebut memiliki kerangka dasar yang terbuat dari kayu dengan bagian kepala dan tangan yang diambil dari manekin. Dapat memutar kepalanya seratus delapan puluh derajat, boneka tersebut dibuat untuk menggantikan fungsi satpam yang berjaga di pos satpam. Sebelum dipamerkan, boneka tersebut sempat “ditugaskan” untuk menjaga pos satpam di kampung Aizi. Karya lain yang dipamerkan adalah lukisan dinding karya Aria yang menggambarkan budaya dan kepercayaan yang dianut olehnya. Lukisan yang digambar terinspirasi oleh pengalaman pribadi setelah kematian saudaranya. Selain lukisan dinding oleh Aria, ada juga karya dari Bagus Aji yang menggunakan media kaus sebagai pengganti kanvas untuk lukisannya. Bagus ingin menyadarkan orang-orang bahwa lukisan tidak harus dibuat dengan media kanvas dan cat, namun dapat dibuat di media apapun.
Perhentian terakhir dari tur ini adalah pameran lukisan Rahmawati Ririee di Co'Lab Café. Pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan mental. Sebagian besar lukisan Ririee merupakan gambaran kepribadiannya. Ririee mengaku bahwa ia harus berjuang menghadapi gangguan bipolar yang membuatnya lumpuh. Ia bahkan nyaris kehilangan nyawanya karena menenggak dua puluh tiga pil obat sekaligus. Salah satu lukisannya yang dipamerkan merupakan gambar sebuah gua yang mewakili perasaan sunyi dan senyap yang dirasakan olehnya. Dari penjelasan yang Ririee sampaikan, ada beberapa peserta Keliling yang bersimpati karena pernah merasa berada dalam kondisi yang sama dengan Ririee. Selain lukisan gua, ia juga memamerkan lukisan yang terdiri atas sekumpulan garis. Lukisan ini merupakan hasil tulisan yang menggambarkan isi pikirannya. Melalui karya-karyanya, Ririee ingin mengekspresikan pergumulannya dalam melawan gangguan bipolar.
Melalui tur ini, Keliling ingin semua orang dapat lebih memahami dan menghargai seni. Mereka juga ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa seni dapat dituangkan melalui media apapun. Seni sendiri merupakan sebuah proses yang panjang, yang akhirnya dapat direalisasikan dalam berbagai macam rupa.
×
×
×